Afina Darajat (10515236)
4PA12
" Artificial Intelligence has taken the center stage when it comes to the technology battleground and there is no reason to deny the major role it will play in pivoting the tech industry in general to the next level of innovation. It is one of the very few domains where it will make the computers work on behalf of humans and thus reduce the efforts on the human front. Technology is expected to become more intelligent, more conversational, more contextual and will allow business owners to feel the pulse of their customers and help them solve some of the impending challenges. " ( www.thewindowsclub.com )
I.
Artificial Intelligence (AI)
Artificial
intelligence atau bisa di artikan sebagai
kecerdasan buatan, menurut Wikipedia adalah kecerdasan yang ditambahkan kepada
suatu sistem yang bisa diatur dalam konteks ilmiah.
Menurut Turban (dalam Kursini, 2006) kecerdasan buatan
sebagai ilmu yang mempelajari cara membuat komputer yang dapat bertindak dan
memiliki kecerdasan seperti manusia.
Menurut Kursini (2006), kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) merupakan kawasan
penelitian, aplikasi dan intruksi yang terkait dengan pemrograman komputer
untuk melakukan sesuatu hal yang dalam pandangan manusia adalah cerdas.
Menurut McLeod dan Schell (2008), mengungkapkan
kecerdasan buatan adalah aktivitas penyediaan mesin seperti komputer dengan
kemampuan untuk menampilkan perilaku yang akan dianggap sama cerdasnya dengan
jika kemampuan tersebut ditampilkan oleh manusia.
Berdasarkan beberapa definisi dari beberapa definisi
di atas dapat disimpulkan bahwa artificial intelligence (AI) atau
kecerdasan buatan adalah kecerdasan yang ditambahkan kepada suatu sistem yang
bisa diatur, dapat bertindak melakukan intruksi yang terkait dengan pemrograman
komputer untuk melakukan sesuatu hal yang dalam pandangan manusia adalah cerdas.
A. Sejarah
Artificial Intelligence (AI)
Menurut Fatta, (2009), Alan Turing pada tahun 1950
melakukan percobaan yang hasilnya bisa dipakai untuk menentukan apakah dalam
praktiknya suatu mesin bisa dikatakan cerdas. Percobaan yang dilakukannya cukup
sederhana. Turing melakukan percobaan ini pada saat berpikir bahwa komputer
yang bisa berpikir seperti otak mausia bisa hadir salam kurun waktu 50 tahun
lagi. Ilmu-ilmu baru bermunculan dengan tujuan menghasilkan mesin-mesin cerdas.
Bidang penelitian Artificial Intelligence (AI) modern dibentuk pada konferensi
di kampus Darthmouth College pada musim panas 1956, yang kemudian akan menjadi
pemimpin penelitian-penelitian tentang AI selama beberapa dekade, terutama John
McCartney, Marvin Minsky, Allen Newel dan Herbert Simon yang mendirikan
laboratorium AI di MIT, CMU dan Stanford.
Di tahun yang sama, program komputer AI pertama yang
disebut Logic Theorist, diumumkan.
Kemampuan Logic Theorist yang
terbatas untuk berpikir mendorong para ilmuwan untuk merancang program lain
yang disebut General Problem Solver
(GPS), yang ditujukan untuk digunakan dalam memecahkan segala macam masalah.
Proyek ini ternyata membuat para ilmuwan yang pertama kali menyusun program ini
kewalahan, dan riset AI dikalahkan oleh aplikasi-aplikasi komputer yang tidak
terlalu ambisius seperti SIM dan DSS. Namun seiring waktu, riset yang
terus-menerus akhirnya membuahkan hasil, dan AI telah menjadi wilayah aplikasi
komputer yang solid (dalam McLeod dan Schell, 2008). Bidang-bidang yang termasuk
dalam kecerdasan buatan antara lain ialah, penglihatan komputer (computer vision), pengolahan bahasa alami (natural language processing), robotika (robotics), sistem syaraf buatan (artificial neural system), dan
sistem pakar (expert system).
B. Artificial Intelligence (AI)
dan Kognisi Manusia (Mesin Berpikir)
Laudon dan Laudon (2008), mengatakan kecerdasan buatan
terdiri dari sistem berbasis komputer (baik perangkat keras maupun peranti
lunak) yang berusaha untuk menyamai tingkah laku manusia. Sistem semacam ini
mampu mempelajari bahasa, menyelesaikan pekerjaan fisik, dan menyamai keahlian
dan cara pengambilan keputusan manusia. Walaupun aplikasi kecerdasan buatan
tidak dapat menyamai kecerdasan manusia dalam hal keluasan, kompleksitas,
keaslian, dan generalitas pemikiran, kecerdasan buatan ini memiliki peranan
penting dalam manajemen pengetahuan.
Tujuan penilitian dari AI itu sendiri meliputi
penalaran, pengetahuan, perencanaan, pembelajaran, pemrosesan bahasa alami,
persepsi dan kemampuan untuk mengerakan dan memanipulasi objek. Kecerdasan umum
adalah salah satu tujuan jangka panjang dari AI. AI sudah menciptakan sejumlah
besar alat untuk menyelesaikan masalah yang sulit pada bidang komputer. Bidang
AI mengacu pada ilmu komputer, matematika, psikologi, linguistik, filsafat,
ilmu saraf, psikologi buatan dan banyak lainnya.
Kecerdasan tidak bisa di pisahkan dengan kemampuan
kognitif seseorang manusia, setiap manusia memimpikan ingin mempunyai teknologi
yang super canggih, dan terbukti semakin banyak orang yang menciptakan sebuah
karya yang berkaitan dengan teknologi seperti robot yang mirip dengan manusia,
computer yang semakin canggih atau bisa disebut dengan AI. Semakin
berkembangnya zaman, semakin pula berkembangnya program komputer. Seperti jika
kita membutuhkan sesuatu program komputer akan mencarikannya untuk kita hingga
hal terkecil pun dicarinya, banyak ilmuwan juga yang sudah merancang robot yang
sangat mirip dengan manusia akhir-akhir ini, apa yang dilakukan oleh manusia
maka robot itu pun juga bisa melakukannya.
Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa, secanggih apapun
program komputer itu tidak akan lebih canggih dari kognitif seorang manusia.
Tanpa adanya pikiran dan kemampuan manusia untuk menciptakan AI, itu semua
tidak akan pernah ada artinya.
II.
Sistem
Informasi Psikologi
Menurut
Jogiyanto (2005) sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang
saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan untuk
menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu.
Menurut
Bodnar & Hopwood (2000) informasi merupakan data yang diolah sedemikian
rupa sehingga bisa dijadikan dasar dalam mengambil sebuah keputusan yang tepat
dan benar.
Menurut
Basuki (2008) psikologi adalah ilmu pengetahuan (ilmiah) yang mempelajari
perilaku, sebagai manifestasi dari kesadaran proses mental, aktivitas motorik,
kognitif dan juga emosional.
Menurut
definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem informasi psikologi adalah
sebuah prosedur pelaksanaan yang terdiri dari bagian-bagian yang saling
berhubungan yang digunakan untuk mengolah kumpulan data yang didalamnya
meliputi bidang psikologi (perilaku manusia).
A. Desain
Sistem Informasi Psikologi
Menurut Gaol (2008) sistem informasi psikologi
bertujuan mendapatkan pemahaman bagaimana manusia pembuat keputusan merasa dan
menggunakan informasi formal. Sistem informasi psikologi adalah suatu bidang
kajian ilmu yang mempelajari tentang hubungan antara ilmu psikologi itu sendiri
dalam kaitannya dengan penggunaan komputer dan aplikasinya dalam bidang psikologi.
Selain itu, Sistem informasi psikologi memberikan suatu inovasi dan tentunya
kemudahan pada bidang psikologi dalam pengaplikasiannya. Penggunaan sistem
informasi dalam psikologi dimungkinkan karena banyak hal dalam dunia psikologi
yang masih bisa dikelola dengan sentuhan komputerisasi.
Contoh nyata dari pengaplikasian sistem informasi
psikologi dalam kehidupan adalah penggunaan teknologi dalam pengambilan data
tes psikologi, dalam hal ini umumnya komputer (komputerisasi alat tes
psikologi). Misalnya penggunaan tes psikologi secara virtual penggunaan teknologi eye-tracking yang memungkinkan seseorang
untuk mengurangi bahkan menyembuhkan gangguan psikologis ADHD, dan beragam
fobia. Contoh lainnya adalah banyak tes-tes psikologi yang dulu diberikan secara
manual sudah bisa dikomputerisasi seperti papikostick, hal ini merupakan
kerjasama antar bidang ilmu komputer dan psikologi yang pada akhirnya
bermanfaat untuk peningkatan kualitas tes psikologi itu sendiri.
B. Menggunakan
Komputer Sebagai Alat Bantu Pengolahan Informasi dalam Psikologi
Semakin modern ini banyak hal yang dengan mudah
dilakukan ditambah lagi penggunaan teknologi yang semakin maju dan berkembang.
Dengan sistem informasi yang semakin berkembang pesat, hal ini dimanfaatkan
dengan baik oleh para ahli dibidang psikolog. Seperti pada HRD sebuah
perusahaan yang sekarang ini banyak menggunakan software tentang alat tes agar waktu yang digunakan dalam
menyeleksi calon karyawan baru lebih cepat dan efisien, serta tidak membuang
tenaga para penyeleksinya. Selain itu para konselor juga memanfaatkan dengan
baik seperti melakukan konseling online untuk anak-anak, remaja, wanita, pria
dan orang-orang yang membutuhkan atau mencari bantuan psikologis.
Dalam perkuliahan salah satu aplikasi yang sering
digunakan dalam psikologi adalah program SPSS, aplikasi SPSS merupakan salah
satu program komputer yang dapat digunakan dalam psikologi. SPSS adalah program
komputer yang dipakai untuk analisis statistika. SPSS biasanya dipergunaan
dalam mengolah data penelitian seperti skripsi dan penelitian ilmiah serta
beerbagai mata kuliah yang memerlukan aplikasi SPSS.
Daftar
Pustaka
Basuki, A. M. H. (2008). Psikologi umum. Jakarta: Universitas
Gunadarma.
Bodnar, G. H., & Hopwood, W. S.
(2000). Sistem informasi akutansi, terjemahan
Amir Abadi Jusuf, Rudi M. Tambunan. Jakarta : Salemba Empat.
Fatta, Hanif A. (2009). Rekayasa sistem pengenalan wajah.
Yogyakarta: ANDI.
Gaol, C.J.L. (2008). Sistem informasi manajemen. Jakarta:
Grasindo.
https://id.wikipedia.org/wiki/Kecerdasan_buatan
(Diakses pada tanggal 21 January 2019; pukul 00.02 WIB).
https://tsanasnabillah.wordpress.com/2019/01/18/artificial-intelligence-ai-dan-sistem-informasi-psikologi/ (Diakses pada tanggal 21 January 2019; pukul 00.02 WIB).
https://tsanasnabillah.wordpress.com/2019/01/18/artificial-intelligence-ai-dan-sistem-informasi-psikologi/ (Diakses pada tanggal 21 January 2019; pukul 00.02 WIB).
Jogiyanto. (2005). Analisis dan desain sistem informasi.Yogyakarta : Penerbit Andi.
Kursini. (2006). Sistem pakar, teori dan aplikasi. Yogyakarta: ANDI.
Laudon, Kenneth C., Laudon, Jane P.
(2009). Sistem informasi manajemen.
Jakarta: Salemba Empat.
McLeod, R. & Schell, George P. (2008).
Sistem Informasi Manajemen, Edisi 10.
Jakarta: Salemba Empat.
0 komentar:
Posting Komentar