MATEMATIKA DAN ILMU ALAMIAH DASAR
Disusun Oleh:
Afina Darajat
10515236
1PA03
Fakultas Psikologi Gunadarma 2015/2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia
sebagai makhluk tuhan yang berfikir, dibekali rasa ingin tahu. Rasa ingin
tahu tersebut yang memacu manusia untuk mengenal, memahami dan
menjelaskan hal-hal yang bersifat alamiah, tesembunyi, sosial dan budaya
serta manusia berusaha untuk mencari pemecahan masalah yang dihadapi dari
dorongan rasa ingin tahu dan usaha untuk memahami masalah,
menyebabkan manusia dapat mengumpulkan pengetahuan dalam bentuk ilmu
pengetahuan.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian Ilmu Alamiah Dasar
2.
Bagaimana sejarah pengetahuan manusia?
3.
Apa hakekat alam pikiran manusia yang sebenarnya dan
bagaimana sifat keingintahuannya?
4.
Apa perbedaan mitos, legenda, dan cerita rakyat?
5.
Apa itu metode ilmiah?
1.3 Tujuan Penulisan
1.
Mengetahui pengertian ilmu alamiah dasar
2.
Untuk mengetahui alam pikiran manusia dan perkembangannya
3.
Untuk mengetahui bagaimana alam pikiran manusia yang
sebenarnya dan sifat keingintahuannya
4.
Mengetahui bagaimana terwujudnya metode ilmiah yang
merupakan ciri khusus dari ilmu pengetahuan alam.
5.
Mengetahui apa itu metode ilmiah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ilmu Alamiah Dasar
Ilmu Alamiah atau sering disebut Ilmu Pengetahuan
Alam dan akhir-akhir ini ada juga yang menyebut Ilmu Kealaman, yang dalam
Bahasa Inggris disebut Natural Science atau disingkat Science dan dalam bahasa Indonesia
sudah lazim digunakan istilah Sains.
Ilmu Pengetahuan Alam Dasar adalah Ilmu Pengetahuan
yang mengkaji tentang gejala-gejala dalam Alam semesta, termasuk dimuka bumi
ini, sehingga terbentuk konsep dan prinsip. Ilmu Alamiah Dasar (Basic Natural
Science) hanya mengkaji konsep-konsep dan prinsip-prinsip dasar yang esensial
saja.
1.
Ruanglingkup IAD (Ilmu Alamiah Dasar)
a. Kelahiran alam semesta
1)
Mengenal alam semesta
2)
Teori terbentuknya alam semesta
a)
Teori ledakan
Teori ledakan ini bertolak
dan adanya suatu massa dan berat jenis yang sangat besar, meledak dengan hebat
karena adanya reaksi ini. Massa itu kemudian berserakan mengembang dengan
sangat cepatnya menjauhi pusat ledakan.
b) Teori ekspansi dan kontraksi teori
Teori ini berlandaskan
pikiran bahwa ada suatu siklus dan alam semesta, yaitu “masa ekspansi” dan
“masa kontraksi” diduga bahwa siklus ini berlangsung dalam waktu 30.000 juta
tahun.
b. Tata surya
Surya adalah kata lain
dari matahari. Tata surya berarti adanya suatu organisasi yang teratur pada
matahari.
Terbentuknya tata surya:
1)
Hipotesis Nebular
2)
Hipotersis Planettesimal
3)
Teori Tidal
c. Bumi
Teori tentang kejadian bumi:
1) Teori
Kant Laplace
Dialam raya sudah ada alam yang telah berputar makin
lama makin mendingin. Perputaran ini mengakibatkan pendataran dibagian
kutub-kutubnya dan menimbun materi dibagian khatulistiwanya yang merupakan
daerah paling tidak stabil sewaktu perputaran semakin cepat, bagian tersebut
akan terlepas materi dan massa asal. Kemudian mengambil kondensasi akhirnya,
menjadi padat berputar mengelilingi massa asal. Maka asal tersebut menjadi
matahari dan bagian terlepas setelah padat manjadi planet.
2) Teori
Chamberlain dan Maulton
Mereka mengemukakan suatu teori tentang matahari dan
bumi, teorinya terkenal dengan teori plenetesimal.
3) Teori
Jean dan Jefreys
Bintang besar yang jauh lebih besar dari matahari
memiliki gaya tarik yang sangat kuat terhadap matahari, akibatnya akan terjadi
gelombang pasang pada permukaan matahari yang menyerupai gunung yang sanat
tinggi dan menyerupai lidah raksasa yang berupa gas sangat panas selanjutnya
mengalami pemadatan kemudian pecah menjadi benda-benda tersendiri yang disebut
planet.
d. Asal
mula kehidupan dibumi
1)
Generation Spontaniea
2) Cozmozoa
3) Omne
Vivum ex Vivo
4) Omne
Ovo ex Vivo
B. Alam Pikiran Manusia Dan Perkembangannya
Alam pikiran manusia dapat berkembang karena
dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu:
1.
Rasa Keingintahuan
Manusia adalah mahluk yang
dikaruniai akal dan pikiran oleh Tuhan, oleh karena itu manusia disebut mahluk
yang berpikir. Dimulai sejak manusia baru dilahirkan pikirannya sudah dapat
berkembang, seorang bayi selalu merekam segala sesuatu yang baru pertama kali
dilihatnya. Ketika bayi tersebut sudah mulai bertumbuh menjadi anak-anak, anak
tersebut sudah memiliki rasa keingintahuan
tentang segala hal, oleh sebab itu pikiran anak tersebut sudah mulai
dibayangi oleh pertanyaan-pertanyaan sederhana mengenai bentuk, warna dan benda yang berada
disekitarnya. Ketika dewasa pertanyaan-pertanyaan yang sederhana itu akan
semakin lebih rumit yaitu tentang bagai mana hujan dapat terjadi? Bagaimana
bumi dapat berputar ? dan sebagainya. Hal ini akan membuat manusia berupaya
untuk mencari tahu tentang semua jawaban dari setiap pertanyaannya tersebut.
Dan ketika pertanyaan tersebut sudah dapat terjawab makan manusia akan
cenderung mencari jawaban dari pertanyaan yang lebih rumit lagi.
2.
Upaya Menanggulangi Keterbatasan
Manusia dilahirkan dengan
kelebihan dan kekurangannya masing- masing. Terkadang kekurangan yang dimiliki
manusia dapat membatasi setiap gerak dalam kegiatan yang manusia lakukan,
sehingga manusia kesulitan untuk menjalankan aktivitasnya. Tetapi tentunya
keterbatasan ini tidak sertamerta
membuat manusia langsung menyerah. Keterbatasan yang dimiliki manusia
membuat manusia berpikir bagaimana cara menutupi atau menanggulangi
kekurangannya tersebut sehingga mereka dapat memudahkan aktivitasnya. Contohnya
saja Louis Braille, ia mengalami kebutaan semenjak masih kanak-kanak. Kebutaan
ini membuat Louis Braille kesulitan dalam mengikuti pelajarannya disekolah
dikarenakan dia tidak dapat melihat bacaan yang terdapat dalam buku
pelajarannya. Louis Braille pun mencari
cara bagaimana ia dapat mengikuti pelajaran disekolah selayaknya
teman-temannya, akhirnya ia menciptakan sebuah huruf baru yang dapat ditulis
dan dibaca oleh dirinya yaitu huruf Braille. Sampai saat ini penemuannya itu
berhasil memudahkan anak-anak yang mengalami kebutaan seperti dirinya dalam
proses pembelajaran terutama dalam membaca. Contoh lainnya adalah Wright
Bersaudara, mereka adalah yang pertama kali menciptakan pesawat terbang. Mereka
mencari cara bagaimana manusia dapat menempuh jarak yang jauh dengan waktu yang
singkat.
Hal ini membuktikan bahwa
rasa ingin tahu manusia dan upaya manusia untuk menanggulangi keterbatasannya
membuat alam pikiran manusia dapat berkembang, karena dengan rasa ingin tahu
manusia dan keterbatasan yang dimiliki manusia membuat manusia berfikir diluar
dari apa yang pernah mereka pikirkan biasanya.
C. Hakikat Manusia dan Keingintahuannya
Manusia dengan kemampuan berpikir dan bernalar,
dengan akal serta nuraninya memungkinkan untuk selalu berbuat yang lebih baik
dan bijaksana untuk dirinya maupun lingkungannya.
Kelebihan Manusia dari Penghuni Bumi Lainnya:
1.
Manusia sebagai makhluk yang memiliki kelebihan
dibandingkan dengan penghuni bumi lainnya. Beberapa kelebihan manusia dari pada
makhluk lainnya antara lain :
2.
Manusia sebagai makhluk berpikir dan bijaksana (Homo
sapiens) yang dicerminkan dalam tindakan dan perilakunya terhadap
lingkungannya.
3.
Manusia sebagai pembuat alat karena sadar akan keterbatasan
inderanya.
4.
Manusia dapat berbicara (Homo Langues) baik secara lisan
maupun tulisan.
5.
Manusia dapat hidup bermasyarakat (Homo sosius) dan
berbudaya (Homo Humanis).
6.
Manusia dapat mengadakan usaha (Homo Economicus).
7.
Manusia mempunyai kepercayaan dan beragama (Homo
religious).
2. Rasa Ingin
Tahu dan Terbentuknya Ilmu Pengetahuan Alam
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) bermula dari rasa ingin
tahu, yang merupakan suatu ciri khas manusia. Manusia mempunyai rasa ingin tahu
tentang benda-benda di sekelilingnya, alam sekitarnya, angkasa luar, bahkan
tentang dirinya sendiri.
Rasa ingin tahu seperti itu tidak dimiliki oleh
makhluk lain. Jelas kiranya bahwa rasa ingin tahu itu tidak dimiliki oleh
benda-benda tak hidup seperti batu, tanah, api, angin, dan sebagainya. Air dan
udara memang bergerak dari satu tempat ke tempat lain, namun gerakannya itu
bukan atas kehendaknya tetapi sekedar akibat dari pengaruh alamiah yang
bersifat kekal.
Bagaimana dengan makhluk-makhluk hidup seperti
tumbuh-tumbuhan dan binatang? Sebatang pohon misalnya, menunjukkan tanda-tanda
pertumbuhan atau gerakan, namun gerakan itu terbatas pada mempertahankan
kelestarian hidupnya yang bersifat tetap. Misalnya, daun-daun yang selalu
cenderung untuk mencari sinar matahari atau akar-akar yang selalu cenderung
untuk mencari air yang kaya mineral untuk kebutuhan hidupnya. Kecenderungan
semacam ini nampak berlangsung sepanjang zaman.
Bagaimana dengan manusia? Manusia juga memiliki
instink seperti yang dimiliki oleh hewan dan tumbuh-tumbuhan. Namun, manusia
memiliki kelebihan, yaitu “kemampuan berpikir” dengan kata lain
“curiousity-nya” tidak “idle” tidak tetap seperti itu sepanjang zaman. Manusia
memiliki rasa ingin tahu yang berkembang atau dengan kata lain, manusia
mempunyai kemampuan berpikir. Ia bertanya terus setelah tahu tentang “apa”-nya,
mereka juga ingin tahu “bagaimana” dan “mengapa” begitu. Manusia mampu
menggunakan pengetahuannya yang terdahulu untuk dikombinasikan dengan
pengetahuannya yang baru, menjadi pengetahuannya yang lebih baru. Hal demikian
itu berlangsung berabad-abad lamanya, sehingga terjadi suatu akumulasi
pengetahuan. Sebagai ilustrasi, kita bayangkan saja manusia purba zaman dulu
yang hidup di gua-gua atau di atas pohon. Namun karena kemampuannya berpikir
tidak semata-mata didorong oleh sekedar kelestarian hidupnya tetapi juga untuk
membuat hidupnya lebih menyenangkan, maka mereka mampu membuat rumah di atas tiang-tiang
kayu yang kokoh dan bahkan sekarang manusia mampu membuat istana atau
gedung-gedung pencakar langit. Bandingkan dengan burung tempua dengan sarangnya
yang indah yang nampak tak mengalami perubahan sepanjang masa. Demikianlah juga
dengan harimau yang hidup dalam gua-gua atau monyet yang membuat sarang di atas
pohon tidak mengalami perubahan sepanjang zaman.
Rasa ingin tahu yang terus berkembang dan seolah-olah
tanpa batas itu menimbulkan perbendaharaan pengetahuan pada manusia itu
sendiri. Hal ini tidak saja meliputi kebutuhan-kebutuhan praktis untuk hidupnya
sehari-hari seperti bercocok tanam atau membuat panah atau lembing yang lebih
efektif untuk berburu, tetapi pengetahuan manusia juga berkembang sampai kepada
hal-hal yang menyangkut keindahan.
Dengan selalu berlangsungnya perkembangan pengetahuan
itu, tampak lebih nyata bahwa manusia berbeda dengan hewan. Manusia merupakan
makhluk hidup yang berakal serta mempunyai derajat yang tinggi bila
dibandingkan dengan hewan atau makhluk lainnya. Manusia mempunyai rasa ingin
tahu ( curiousty ) yang tinggi dan selalu berkembang. Meskipun makhluk lainnya
juga memiliki rasa ingin tahu tetapi itu hanya sebatas digunakan untuk memenuhi
kebutuhan makanan saja. Perkembangan rasa ingin tahu pada manusia dimulai dengan
timbulnnya pertanyaan dari sesuatu yang dilihat dan diamatinya. Adanya
kemampuan berpikir pada manusia menyebabkan terus berkembangnya rasa ingin tahu
manusia terhadap alam semesta ini . Jawaban tehadap berbagai banyak pertanyaan
manusia terhadap peristiwa dan gejala yang terjadi di alam semesta ini akhirnya
menjadi ilmu pengetahuan.
3. Sifat
Keingintahuan Manusia
Manusia dengan rasa ingin tahunya yang besar ,selalu
berusaha mencari keterangan tentang fenomena alam yang teramati. Untuk menjawab
semua rasa ingin tahu manusia sering mereka – reka jawaban mereka sendiri .
Pengetahuan seperti inilah yang disebut pseudo science. Ilmu pengetahuan juga
berkembang sesuai dengan zamannya dan sejalan dengan cara berpikir dan alat
bantu yang ada pada saat itu .
D. Perbedaan mitos, legenda, dan cerita rakyat
1.
Mitos
Mitos (bahasa Yunani: μῦθος— mythos) atau mite (bahasa Belanda: mythe) adalah cerita prosa rakyat yang menceritakan kisah berlatar masa lampau,
mengandung penafsiran tentang alam semesta dan keberadaan makhluk di dalamnya,
serta dianggap benar-benar terjadi oleh yang empunya cerita atau penganutnya.
Dalam pengertian yang lebih luas, mitos dapat mengacu kepada cerita
tradisional.[2][3][4] Pada umumnya mitos menceritakan
terjadinya alam semesta, dunia dan para makhluk penghuninya, bentuk topografi, kisah para makhluk supranatural, dan sebagainya.
Contoh: Kalau
menyapu harus sampai tuntas jangan dikumpulin dipojokan, nanti biar rejekinya
tidak mampet.
2.
Legenda
Legenda (bahasa Latin:
legere) adalah cerita prosa rakyat yang dianggap oleh yang mempunyai cerita
sebagai sesuatu yang benar-benar terjadi. Oleh karena itu, legenda sering kali
dianggap sebagai "sejarah" kolektif (folk history). Menurut Buku Sari
Kata Bahasa Indonesia, Legenda adalah cerita rakyat zaman dahulu yang berkaitan
dengan peristiwa dan asal usul terjadinya suatu tempat. Contohnya: Sangkuriang, Batu Menangis, dan Legenda Pulau Giliraja.
3.
Folklor ( Cerita Rakyat )
Folklor meliputi legenda,
musik, sejarah lisan, pepatah, lelucon, takhayul, dongeng, dan kebiasaan yang
menjadi tradisi dalam suatu budaya, subkultur, atau kelompok. Folklor juga
merupakan serangkaian praktik yang menjadi sarana penyebaran berbagai tradisi
budaya. Bidang studi yang mempelajari folklor disebut folkloristika. Istilah
filklor berasal dari bahasa Inggris, folklore, yang pertama kali dikemukakan
oleh sejarawan Inggris William Thoms dalam sebuah surat yang diterbitkan oleh
London Journal pada tahun 1846. Folklor berkaitan erat dengan mitologi. Contoh: Kelelawar Yang Pengecut (
Afrika ).
E. Cara Manusia Memperoleh Pengetahuan
Pengetahuan dapat diperoleh kebenarannya dari dua
pendekatan, yaitu pendekatan non-ilmiah dan ilmiah. Pada pendekatan non ilmiah
ada beberapa pendekatan yakni akal sehat, intuisi, prasangka, penemuan dan
coba-coba dan pikiran kritis.
Non ilmiah:
1.
Akal sehat
Menurut Conant yang
dikutip Kerlinger (1973, h. 3) akal sehat adalah serangkaian konsep dan bagian
konseptual yang memuaskan untuk penggunaan praktis bagi kemanusiaan. Konsep
merupakan kata yang dinyatakan abstrak dan dapat digeneralisasikan kepada
hal-hal yang khusus. Akal sehat ini dapat menunjukan hal yang benar, walaupun
disisi lainnya dapat pula menyesatkan.
2.
Intuisi
Intuisi adalah penilaian
terhadap suatu pengetahuan yang cukup cepat dan berjalan dengan sendirinya.
Biasanya didapat dengan cepat tanpa melalui proses yang panjang tanpa disadari.
Dalam pendekatan ini tidak terdapat hal yang sistemik.
3.
Prasangka
Pengetahuan yang dicapai
secara akal sehat biasanya diikuti dengan kepentingan orang yang melakukannya
kemudian membuat orang mengumumkan hal yang khusus menjadi terlalu luas. Dan
menyebabkan akal sehat ini berubah menjadi sebuah prasangka.
4.
Penemuan coba-coba
Pengetahuan yang ditemukan
dengan pendekatan ini tidak terkontrol dan tidak pasti. Diawali dengan usaha
coba-coba atau dapat dikatakan trial and error. Dilakukan dengan tidak kesengajaan
yang menghasilkan sebuah pengetahuan dan setiap cara pemecahan masalahnya tidak
selalu sama. Sebagai contoh seorang anak yang mencoba meraba-raba dinding
kemudian tidak sengaja menekan saklar lampu dan lampu itu menyala kemudian anak
tersebut terperangah akan hal yang ditemukannya. Dan anak tersebut pun
mengulangi hal yang tadi ia lakukan hingga ia mendapatkan jawaban yang pasti
akan hal tersebut.
5.
Pikiran Kritis
Pikiran kritis ini biasa
didapat dari orang yang sudah mengenyam pendidikan formal yang tinggi sehingga
banyak dipercaya benar oleh orang lain, walaupun tidak semuanya benar karena
pendapat tersebut tidak semuanya melalui percobaan yang pasti, terkadang
pendapatnya hanya didapatkan melalui pikiran yang logis.
Pendekatan Ilmiah:
Pendekatan ilmiah adalah
pengetahuan yang didapatkan melalui percobaan yang terstruktur dan dikontrol
oleh data-data empiris. Percobaan ini dibangun diatas teori-teori terdahulu
sehingga ditemukan pembenaran-pembenaran atau perbaikan-perbaikan atas teori
sebelumnya. Dan dapat diuji kembali oleh siapa saja yang ingin memastikan
kebenarannya.
Rasa
ingin tahu manusia ternyata tidak dapat terpuaskan hanya atas dasar pengamatan
ataupun pengalaman. Untuk itulah, manusia mereka-reka sendiri jawaban atas
keingintahuannya itu. Sebagai contoh: “Apakah pelangi itu?”, karena tak dapat
dijawab, manusia mereka-reka jawaban bahwa pelangi adalah selendang bidadari.
Jadi muncul pengetahuan baru yaitu bidadari. Contoh lain: “Mengapa gunung
meletus?”, karena tak tahu jawabannya, manusia mereka-reka sendiri dengan
jawaban: “Yang berkuasa dari gunung itu sedang marah”. Dengan menggunakan jalan
pemikiran yang sama muncullah anggapan adanya “Yang kuasa” di dalam hutan
lebat, sungai yang besar, pohon yang besar, matahari, bulan, atau adanya raksasa
yang menelan bulan pada saat gerhana bulan. Pengetahuan baru yang bermunculan
dan kepercayaan itulah yang kita sebut dengan mitos. Cerita yang berdasarkan
atas mitos disebut legenda.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian Metode Ilmiah
Metode ilmiah atau proses ilmiah (bahasa Inggris:
scientific method) merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan
secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta
membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi
yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen.
Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi
suatu teori ilmiah.
B. Perbedaan Metode Ilmiah dan Non Ilmiah
Berikut merupakan tabel perbedaan metode ilmiah dan non
ilmiah:
Tabel Perbedaan Pendekatan
Penelitian Ilmiah dan Non-Ilmiah
Metode Ilmiah
|
Metode Non-Ilmiah
|
Permasalahan harus
dirumuskan secara jelas, spesifik dan Nampak variable yang diteliti
|
Permasalahan yang dipertanyaakan
sering tidak jelas, tetapi bersifat umum dan sumir
|
Jawaban yang diberikan
terhadap permasalahan harus didukung dengan logis dan benar
|
Jawaban apapun tidak
perlu didukung data
|
Proses pengumpulan data,
analisis data, dan penyimpulan harus dilakukan dengan logis dan benar
|
Tidak ada proses
pengumpulan data atau analisis data, meskipun mungkin ditutup dengan
kesimpulan
|
Kesimpulan siap diuji
oleh siapapun yang meragukan validitasnya
|
Pengujian terhadap
kesimpulan boleh dilakukan ataupun tidak tanpa membawa akibat yang berarti
bagi kesimpulan pertama
|
Hanya digunakan untuk
mengkaji hal-hal yang diamati, dapat dikur, empiris
|
Boleh saja digunakan
untuk mengkaji hal apapun termasuk yang paling misterius, supranatural, dan
dogmatis
|
C. Langkah – Langkah Operasional Metode Ilmiah
1.
Perumusan masalah : yang dimaksud dengan
masalah disini adalah merupakan pertanyaan apa,mengapa,ataupun bagaimana
tentang objek yang diteliti;
2.
Penyusunan hipotesis: yang dimaksud dengan
hipotesis adalah suatu pernyataan yang menunjukkan kemungkinan-kemungkinan
jawaban untuk memecahkan masalah yang di tetapkan. Dengan kata lain hipotesis
merupakan dugaan yang tentu saja di dukung oleh pengetahuan yang ada. Hipotesis
juga dapat di pandang sebagai jawaban sementara dari permasalahan yang harus di
uji kebenarannya dalam suatu observasi atau ekperimentasi.
3.
Pengujian hipotesis: yaitu berbagai usaha
pengumpulan fakta-fakta yang relevan dengan hipotesis yang telah di ajukan
untuk dapat memperlihatkan apakah terdapat fakta-fakta yang mendukung hipotesis
tersebut atau tidak. fakta-fakta ini dapat di peroleh melalui pengamatan
langsung dengan mata atau teleskop atau dapat juga melalui uji coba atau
ekperimentasi. kemudian fakta-fakta itu dikumpulkan melalui pengindraan.
4.
Penarikan kesimpulan : Penarikan kesimpilan ini
didasarkan atas penilaian melalui analisis dari fakta-fakta. Untuk melihat
untuk apakah hipotesis yang di ajukan itu di terima atau tidak. Hipotesis itu
dapat diterima apa bila fakta-fakta yang terkumpul itu mendukung pernyataan
hipotesis. Bila fakta-fakta tidak mendukung maka hipotesis itu di tolak.
Hipotesis yang diterima merupakan suatu pengetahuan yang kebenarannya telah
diuji secara ilmiah dan merupkan bagian dari ilmu pengetahuan.\
D. Keunggulan, Keterbatasan serta Peranan Metode Ilmiah
1.
Keterbatasan
Kita mengetahui bahwa data yang digunakan untuk
mengambil kesimpulan ilmiah itu berasal dari pengamatan. Pancaindera juga
mempunyai keterbatasan kemampuan untuk menangkap suatu fakta atau fenomena,
sehingga kesimpulan yang diambil dari fakta-fakta yang keliru juga akan keliru.
Kemungkinan keliru dari suatu kesimpulan ilmiah tetap ada. Oleh karena itu,
semua kesimpulan ilmiah atau kebenaran ilmu pengetahuan termasuk Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) bersifat tentative artinya, suatu pendapat yang
disimpulkan dengan menggunakan metode ilmiah diakui sebagai “benar” selama
belum ada pendapat baru yang dapat menolak kesimpulan itu. Sebaliknya, apabila
telah ditemukan kebenaran ilmiah yang dapat menolak kebenaran terdahulu maka
pendapat terbarulah yang diakui sebagai kebenaran, sehingga tidak mustahil
suatu kesimpulan ilmiah bisa saja berubah sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan itu sendiri. Tidak demikian halnya dengan pengetahuan yang didapat
dari wahyu illahi. Kebenaran dari pengetahuan ini bersifat mutlak, artinya
tidak akan berubah sepanjang masa.
Metode ilmiah memang tidak sanggup menguji adanya
Tuhan; metode ilmiah juga tidak dapat menjangkau untuk membuat kesimpulan
berkenaan dengan baik dan buruk atau sistem nilai, juga tidak dapat menjangkau
tentang seni dan keindahan.
2.
Keunggulan
Ilmu pengetahuan (termasuk IPA) yang sifatnya
objektif, metodik, sistematik dan berlaku umum akan membimbing kita pada sikap
ilmiah yang terpuji sebagai berikut :
a)
Mencintai kebenaran yang objektif, bersikap adil, dan semua
akan menjurus ke arah hidup yang bahagia.
b)
Menyadari kebanaran itu tidak absolut; hal ini dapat
menjurus ke arah mencari kebenaran itu terus menerus.
c)
Orang tidak percaya pada tahayul, astrologi maupun
untung-untungan karena segala sesuatu di alam semesta ini terjadi melalui suatu
proses yang teratur.
d)
Membimbing untuk ingin tahu lebih banyak. Ilmu pengetahuan
yang kita peroleh tentunya akan sangat membantu pola kehidupan kita.
e)
Membimbing untuk tidak berpikir secara prasangka, tetapi
berpikir secara terbuka atau objektif, suka menerima pendapat orang lain atau
bersikap toleran.
f)
Membimbing untuk
tidak percaya begitu saja pada suatu kesimpulan tanpa adanya bukti-bukti yang nyata.
g)
Membimbing untuk selalu bersikap optimis, teliti dan berani
membuat suatu pernyataan yang menurut
keyakinan ilmiah kita adalah benar.
3. Peranan metode ilmiah
a.
Untuk memberikan penjelasan logis dalam ilmu empiris
b.
Sebagai landasan dalam melakukan suatu penelitian ilmiah
c.
Memberikan bukti yang konkrit terhadap suatu ilmu
pengetahuan
BAB 1V
KESIMPULAN
E. Kesimpulan
Ilmu Pengetahuan Alam Dasar adalah Ilmu Pengetahuan
yang mengkaji tentang gejala-gejala dalam Alam semesta, termasuk dimuka bumi
ini, sehingga terbentuk konsep dan prinsip. Ilmu Alamiah Dasar (Basic Natural
Science) hanya mengkaji konsep-konsep dan prinsip-prinsip dasar yang esensial
saja.
Pengetahuan dapat diperoleh kebenarannya dari dua
pendekatan, yaitu pendekatan non-ilmiah dan ilmiah. Pada pendekatan non ilmiah
ada beberapa pendekatan yakni akal sehat, intuisi, prasangka, penemuan dan
coba-coba dan pikiran kritis.
Metode ilmiah atau proses ilmiah (bahasa Inggris:
scientific method) merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan
secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta
membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam.
Daftar Pustaka
0 komentar:
Posting Komentar