Afina Darajat 10515236
2PA12
PSIKOLOGI DAN INTERNET DALAM LINGKUP INTRAPERSONAL
A.
Aspek
Psikologis Dari Individu Pengguna Internet
Banyak sekali terjadinya fenemona
identitas diri melalui internet secara identitas nyata maupun identitas virtual
yang memungkinkan individu mengubah sama sekali identitas nyatanya ke sebuah
identitas lain yang sifatnya virtual dan karakteristik seseorang indvidu.
Saat ini banyak sekali jejaring
sosial yang bermuculan, seperti Facebook, Twitter, Path, Instagram dan
lain-lain. Banyak orang yang mengunakan
identitas palsu atau bisa disebut anonim untuk mendaftrakan diri / menjadi
penguna aktif dari salah satu jaringan sosial. Antaralain faktor-faktor yang
membuat seseorang mengunakan identitas palsu adalah untuk menutup jejak didunia
maya, dan menjaga repotasi harga diri. Dimana seseorang ingin meluapkan
emosinya didunia maya, tanpa diketahui oleh orang lain siapa dia sebenarnya.
Karakteristik seseorang akan
telihat berbeda, ketika dia berada didunia nyata dengan saat dia berada di
jejaring sosial. Saat didunia nyata mungkin dilihat karakternya sangat pendiam
dan tidak mudah bergaul atau tidak asik untuk diajak berbicara, namun lain
halnya saat didunia maya. Karakter dia menjadi anak yang mudah bergaul dan asik
untuk diajak bebicara.
Dalam jurnal ini paparkan oleh Vivi
Sahfitri bahwa : Berdasarkan hasil pembahasan dan analisa yang telah dilakukan
serta sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian, maka diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1.
Berdasarkan uji korelasi dan regresi diperoleh fakta bahwa secara
parsial tidak ada hubungan atau pengaruh yang signifikan antara Variabel
pemanfaatan e-learning terhadap Prestasi
belajar mahasiswa. Pada Kondisi ini dapat dijelaskan secara sendiri-sendiri
atau parsial tidak terdapat pengaruh pemanfaatan e-learning terhadap prestasi
belajar Mahasiswa.
2.
Pengaruh secara parsial dari variabel pemanfaatan e-learning dengan kemampuan pemahaman mahasiswa berdasarkan uji
yang telah dilakukan menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan. Pada Kondisi
ini dapat dijelaskan secara sendiri-sendiri atau parsial terdapat pengaruh
pemanfaatan e-learning terhadap
kemampuan pemahaman mahasiswa.
3.
Hasil pengujian regresi yang dilakukan secara bersama-sama atau uji
serentak di peroleh hasil bahwa Pengaruh secara bersama dari variabel
pemanfaatan e-learning dengan
Prestasi belajar mahasiswa dan
kemampuan pemahaman Mahasiswa menunjukkan pengaruh yang signifikan dan positif.
Dalam Jurnal Perilaku Penggunaan
Internet pada Kalangan Remaja di Perkotaan
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Astutik Nur Qomariyah, mengenai perilaku penggunaan internet
pada kalangan remaja di perkotaan dengan berdasarkan pertanyaan penelitian yang
telah diajukan, maka peneliti dapat menyimpulkan tiga hasil temuan penelitian.
Yaitu :
Pertama, usia responden saat
pertama kali mengenal dan menggunakan internet ialah 12 tahun. Rata-rata saat
itu mereka telah memasuki kelas VII SMP, dimana tugas-tugas sekolah yang
diberikan mulai mengharuskan mereka mencari sumber atau bahan-bahannya di
internet sehingga mereka dituntut harus bisa menggunakan internet. Sebagian
besar remaja perkotaan dalam penelitian ini mengungkapkan bahwa teman sebaya
(peer groups) dijadikan sebagai sumber belajar pertama kali berinternet bagi
mereka, baik untuk bisa melakukan aktivitas-aktivitas intenet tertentu yang
lebih bersifat kesenangan (seperti: chatting, bermain game online, membuat
account di salah satu situs social networking atau bahkan mengunjungi situs-situs
pornografi) maupun membantu mereka untuk kepentingan akademis yakni mencari
bahan atau sumber untuk menyelesaikan tugas sekolah.
Berdasarkan aspek intensitas
penggunaan internet, sebagian besar remaja perkotaan lebih sering mengakses
internet di warnet meskipun di sekolah mereka terdapat fasilitas internet yang
dapat dimanfaatkan secara free (baik di laboratorium komputer atau perpustakaan
sekolah). Frekuensi internet yang digunakan bagi remaja perkotaan yang sering
mengakses internet di rumah cenderung lebih sering dengan durasi setiap kali
mengakses internet lebih lama dibandingkan dengan remaja perkotaan yang sering
mengakses internet di tempat lainnya, seperti: warnet, sekolah atau wifi area.
Dari jumlah waktu penggunaan internet per bulan menunjukkan bahwa pada umumnya
kalangan remaja di perkotaan yang sering mengakses internet di rumah termasuk
dalam kategori heavy users (pengguna internet yang menghabiskan waktu lebih
dari 40 jam per bulan). Sedangkan remaja di perkotaan yang sering mengakses
internet di warnet dan memanfaatkan wifi area publik sebagai tempat akses
internet mereka dikategorikan sebagai medium users (pengguna internet yang
menghabiskan waktu antara 10 sampai 40 jam per bulan). Sementara itu, bagi
remaja di perkotaan yang sering mengakses internet dengan memanfaatkan layanan
internet yang tersedia di sekolah menunjukkan bahwa pada umumnya mereka
tergolong sebagai light users(pengguna internet yang menghabiskan waktu kurang
dari 10 jam per bulan).
Kalangan remaja di perkotaan menggunakan
internet untuk untuk empat dimensi kepentingan, yaitu informasi(information
utility), aktivitas kesenangan (leisure/fun activities), komunikasi
(communication), dan transaksi(transactions).
B.
Aspek
Demografis Dari Individu Pengguna Internet
Aspek demografis adalah aspek yang
harus mempertimbangkan gender, usia, budaya, dan SES (social-economic-status)
dalam interaksi individu dan internet.
Pengaruh
Gender
Gender dalam sosiologi mengacu pada
sekumpulan ciri-ciri khas yang dikaitkan dengan jenis kelamin individu
(seseorang) dan diarahkan pada peran sosial atau identitasnya dalam masyarakat.
WHO memberi batasan gender sebagai “seperangkat peran, perilaku, kegiatan, dan
atribut yang dianggap layak bagi laki-laki dan perempuan, yang dikonstruksi
secara sosial, dalam suatu masyarakat. Pengaruh gender di internet pada umumnya
wanita yang sering bermain dengan internet, misalnya facebook, twitter dan
lain-lain. Wanita selalu memposting lebih banyak daripada pria, karena wanita
terlalu sensitive pada apa yang sedang terjadi dan sangat emosional. Pada pria
lebih cenderung ke forum atau game online. Pria juga senang berjam-jam untuk
melakukan hal itu. Internet juga bisa membuat para pria terpengaruh oleh
fashion jaman sekarang. Contohnya dari Korea, bisa saja mereka membuat para
pria mengenakan fashion itu, tetapi dari sudut pandang wanita fashion itu tidak
cocok untuk mereka yang pria jantan, contohnya dari gaya rambut. Jaman sekarang
para pria banyak yang mengikuti gaya rambut dari negara luar, padahal gaya
rambut itu membuat mereka terlihat seperti wanita. Semakin berkembangnya
internet dan globalisasi membuat banyak yang pria seakan-akan menjadi wanita
dan wanita seperti pria.
Pengaruh Usia
Internet juga membawa pengaruh yang
signifikan bagi semua kalangan. Oleh karena itu, tidak hanya orang dewasa saja
yang sudah mengenal internet tapi anak-anak juga, bahkan mereka sudah bisa
menggunakannya secara langsung.
Sebenarnya internet memberikan
fungsi secara berlawanan, khususnya bagi anak-anak karena di satu sisi internet
memberikan dampak positif namun di sisi lain terdapat dampak negatifnya.
Jika dilihat dari sisi
positif,dunia internet sangat berarti bagi anak-anak karena dengan internet
anak bisa mencari ilmu pengetahuan atau informasi apa saja dari situs-situs
yang dikunjunginya tanpa ada batasan jarak dan waktu. Selain itu manfaat lain
dari internet adalah anak-anak bisa berlatih surat-menyurat dalam bentuk email,
saling berbincang atau berkomunikasi dengan yang lainnya dan bisa menambah
teman dari berbagai belahan dunia, juga dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan
semangat belajar pada anak misalnya dengan memanfaatkan software yang menarik
agar minat belajar anak tersebut menjadi tergugah.
Disamping lain internet juga
terdapat sisi negatifnya. Kebanyakan dari anak-anak memiliki rasa ingin tahu
dan penasaran yang sangat besar terhadap apa yang baru mereka kenal atau temui.
Bisa saja tanpa sengaja seorang anak membuka sebuah situs orang dewasa yang
tidak layak mereka lihat. tentunya itu dapat berakibat buruk pada anak tersebut
dan mungkin mempengaruhi perkembangannya. Selain itu dampak negatif lain
adalah, anak bisa kecanduan internet atau game online yang akan membuat anak
tersebut menjadi malas dan tidak mengenal waktu. Jadi seharusnya anak-anak
diberikan pengawasan dari orang tua dalam menggunakan internet, sehingga anak
dapat diarahkan ke-hal yang lebih positif dan dapat terhindar dari dampak
negatif.
Pemanfaatan Internet tentu harus di
sesuaikan dengan tingkat usia anak. Usia anak SD rata-rata berkisar antara 7-13
tahun. Dan tingkatan itu semua memiliki cara penanganan yang berbeda. Berikut
tahap pengenalan Internet pada anak sesuai tingkat usianya:
1. USIA 4 S/D 7 TAHUN
Anak mulai tertarik untuk melakukan
eksplorasi sendiri. Meskipun demikian, peran orang tua masih sangat penting
untuk mendampingi ketika anak menggunakan Internet. Dalam usia ini, orang tua
harus mempertimbangkan untuk memberikan batasan-batasan situs yang boleh
dikunjungi, berdasarkan pengamatan orang tua sebelumnya. Untuk mempermudah hal
tersebut, maka orang tua bisa menyarankan kepada anaknya untuk menjadikan sebuah
direktori atau search engine khusus anak-anak.
2. USIA 7 S/D 10 TAHUN
Dalam masa ini, anak mulai mencari
informasi dan kehidupan sosial di luar keluarga mereka. Inilah saatnya dimana
faktor pertemanan dan kelompok bermain memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap kehidupan seorang anak. ada masa ini, fokus orang tua bukanlah pada
apa yang dikerjakannya di Internet, tetapi berapa lama dia menggunakan
Internet.
3. USIA 10 S/D 12 TAHUN
Pada masa pra-remaja ini, anak yang
membutuhkan lebih banyak pengalaman dan kebebasan. Inilah saat yang tepat untuk
mengenalkan fungsi Internet untuk membantu tugas sekolah ataupun menemukan
hal-hal yang berkaitan dengan hobi mereka. Pada usia ini, sangatlah penting
untuk menekankan konsep kredibilitas. Anak-anak perlu memahami bahwa tidak
semua yang dilihatnya di Internet adalah benar dan bermanfaat, sebagaimana
belum tentu apa yang disarankan oleh teman-temannya memiliki nilai positif.
4. USIA 12 S/D 14 TAHUN
Inilah saat anak-anak mulai aktif
menjalani kehidupan sosialnya. Bagi yang menggunakan Internet, kebanyakan dari
mereka akan tertarik dengan online chat (chatting). Masa ini merupakan masa
yang tepat bagi kebanyakan orang tua untuk bercerita dan berbagi informasi
tentang hal-hal seksual kepada anaknya. Tetapi di sisi lain, pemasangan
software filter secara diam-diam ataupun tanpa persetujuan sang anak, bisa
berdampak pada timbulnya resistansi sang anak kepada orang tua.
5. USIA 14 S/D 17 TAHUN
Masa ini adalah masa yang paling
menarik dan menantang dalam kehidupan seorang anak remaja dan orangtua. Seorang
remaja akan mulai matang secara fisik, emosi dan intelektual. Mereka haus akan
pengalaman yang terbebas dari orangtua. Ikatan-ikatan dengan keluarga tidak terlalu
diperketat lagi, tetapi tetap tidak menghilangkan peranan pengawasan orangtua.
Pengaruh Budaya
Munculnya teknologi sebagai tuhan
baru bagi para manusia komputeris akan membuat hilangnya budaya primordial yang
menganggap kesakralan berada di tangan alam dan manusia itu sendiri. Tidak
hanya itu, kondisi ‘autis’ para manusia komputeris ini juga membuat mereka
tidak lagi peka terhadap kejadian sosial yang menimpa masyarakat lain.
Sebagai contoh, di satu pihak,
mereka menonton acara yang isinya memberitakan korban bencana alam di kota A.
Akan tetapi, setelah beberapa menit kemudian, mereka menonton acara lain yang
berisi tentang informasi fashion dan gaya hidup masa kini. Kehadiran dua berita
yang bertolak belakang tersebut memungkinkan untuk penonton membawa hanya
sedikit pesan dari yang pertama dilihatnya. Akibatnya, dalam waktu beberapa
detik, kejadian bencana alam yang terjadi di kota A tersebut dapat segera
dilupakan berkat interaksi manusia dan komputer yang berlangsung sangat cepat
tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar