Peran Sosial Individu & Dampak
Negatif Internet
Afina Darajat 10515236
2PA12
A.
Definisi
Perilaku Prososial
Perilaku
prososial merupakan tindakan bertujuan untuk kepentingan orang lain (Kassin,
Fein & Markus, 2011). Lebih lanjut, perilaku prososial merupakan semua
jenis tindakan yang dimaksudkan untuk memberikan manfaat bagi orang lain selain
diri sendiri, seperti bekerja sama, berbagi, dan menghibur (Batson, dalam
Sanderson, 2011). Prososial diartikan sebagai sosial positif, sehingga perilaku
prososial merupakan perilaku yang mempunyai akibat atau konsekuensi yang
positif bagi orang lain, sehingga ketika seseorang melakukan bantuan terhadap
orang lain, prososial memiliki arti sebagai sosial positif atau mempunyai
konsekuensi positif (Fetchenhauer, dkk, 2006). Sosial positif ini didasarkan
atas nilai-nilai positif yang ada di masyarakat dan biasanya di tuntut untuk dilakukan
(Staub, dalam Ma, Li, & Pow, 2011).
perilaku prososial meliputi
berbagai bentuk, antara lain:
1. Simpati
(Sympathy). Perilaku yang didasarkan atas perasaan positif
terhadap
orang lain, sikap peduli, serta ikut merasakan kesedihan dan penderitaan orang
lain.
2. Kerjasama
(Cooperation). Kerjasama diartikan bahwa setiap orang
mampu
dan ingin bekerjasama dengan orang lain, meski bukan untuk keuntungan bersama.\
3. Membantu
(Helping). Perilaku mengambil bagian atau membantu urusan orang lain sehingga
orang tersebut dapat mencapai tujuannya.
4. Berderma
(Donating) Merupakan perilaku memberikan hadiah atau sumbangan kepada orang
lain, biasanya berupa amal.
5. Suka
menolong (Altruisme) Mengambil bagian untuk menolong orang lain, yang dilakukan
tanpa pamrih, dan biasanya dalam bentuk menyelamatkan orang lain dari ancaman
bahaya.
perilaku antisosial dalam
berinternet :
Perilaku
antisosial merupakan perilaku menentang kepada norma-norma yang sedang berlaku
dalam masyarakat (Connor, 2002). Rutter, Giller, dan Hagell (1998) secara
ringkas memberikan definisi perilaku antisosial sebagai perbuatan-perbuatan
yang melanggar hukum yang merujuk pada perilaku orang-orang usia muda. Beberapa
dari perilaku ini adalah normatif pada usia tertentu sesuai perkembangan anak,
dan seringkali dimunculkan selama masa remaja, yang menjadi prediktor kuat dari
adjustement problems, (Kohlberg, Ricks, & Snarey, 1984, dalam Eddy & Reid,
2001).
Situs
jejaring Sosial adalah wadah untuk menghubungkan banyak orang dalam lingkungan
sosial online melalui penggunaan website (Doughlis, 2008). Social Networking
Site (SNS), atau situs jejaring sosial didefinisikan sebagai suatu layanan berbasis
web yang memungkinkan setiap individu untuk membangun hubungan sosial melalui
dunia maya seperti membangun suatu profil tentang dirinya sendiri, menunjukkan
koneksi seseorang dan memperlihatkan hubungan apa saja yang ada antara satu
member dengan member lainya dalam sistem yang disediakan (Boyd & Ellison,
2007).
B.
Dampak
Negatif Internet
1.
Pornografi
Internet
memberikan segala macam informasi baik itu positif dan negatif, dimana salah
satunya dampak internet adalah pornografi yang tersebar dan dengan kemudahaan
akses informasi pornografi yang membuat pengguna internet mensalah gunakan
internet yang menyebabkan banyaknya tindakan asusila.
2.
Violence and Gore
Violence
and Gore adalah kekejaman dan kesadisan yang ditampilkan hanya untuk keuntungan
tanpa memikirkan dampak dari penyebaran informasi tersebut.
3.
Penipuan
Internetpun
tak luput dari penipuan karena keuntungan dari Internet membuat setiap orang
berfikir untuk mencari keuntungan yang cepat yaitu dengan menipu. Hal ini dapat
diatasi dengan menghubungi atua mengkonfirmasi kepada penyedia informasi
tersebut.
4.
Carding
Carding
merupakan kejahatan yang dilakukan dengan mendeteksi transaksi karena internet
sifatnya langsung dan terbuka membuat para penjahat memanfaatkan dengan
membajak kartu kredit untuk mencatat kode kartu mereka.
5. Perjudian
Adanya
perjudian di internet yang tersebar merata ke penjuru kalangan baik orang
dewasa maupun anak.
6.
Kencanduan Internet
Internet
dapat menyebabkan ketergantungan sampai melupakan waktu untuk melaksanakan
kewajibannya. Contohnya adalah kecanduan sosial media atau game online yang
banyak menyita waktu.
7.
Kerja Instan
Dari
banyaknya informasi pembelajaran di internet membuat siswa siswi banyak
mengambil informasi dari internet dan tidak lagi membudayakan membaca buku,
dimana informasi yang ada diinternet belum tentu benar. Hal ini membuat para
siswa siswi menanamkan dalam dirinya untuk kerja instan tanpa proses yakni
tidak membaca buku-buku sebagai sumber informasi yang benar dan tidak lagi
diragukan kebenaran dari buku karena memiliki beberapa tahapan dalam penerbitan
buku tersebut.
Daftar
Pustaka
0 komentar:
Posting Komentar